Menganalisis Suatu Penanda

Kali ini saya akan membahas suatu penanda yaitu, berupa kebudayaan Indonesia yang ada pada video Alffy Reff yang berjudul "Wonderland Indonesia" (chapter 1). Video ini berisi tentang betapa menakjubkannya negara Indonesia. Pada video tersebut mengatakan, bahwa indonesia adalah negeri terindah di alam semesta. Dikatakan pada video, karena kekayaan alam dan budaya yang melimpah, negara Indonesia bukan sekedar luar biasa namun Indonesia adalah negeri ajaib.
Faktanya, seperti yang dikutip pada laman web kemlu, Indonesia menjadi negara terindah, dikarenakan wilayahnya terdapat keindahan panorama alam yang indah, yang menjadikannya sebagai daya tarik tersendiri bagi para pelancong. Dan yang dikutip juga pada laman web media Indonesia, bahwa FORBES menempatkan Indonesia di peringkat pertama sebagai negara terindah di dunia karena memiliki berbagai keindahan, serta kekayaan flora dan fauna yang tersebar di seluruh pulau.

Kembali pada penugasan, kebudayaan (penanda) yang saya pilih pada video tersebut adalah baju adat dan lagu daerah yaitu Manuk Dadali. Daerah yang saya pilih adalah Jawa Barat. Saya tertarik menelitinya karena kebetulan saya lahir di Jawa Barat dan terlahir sebagai masyarakat Sunda. Saya memilih pakaian adat Sunda karena ingin memberitahu kepada para pembaca, walaupun pakaian adat Sunda terlihat sederhana namun tetap saja mulai dari pakaian hingga aksesorisnya terdapat makna atau filosofis. Dan saya memilih lagu daerah yang berjudul Manuk Dadali itu karena, saya ingin memberitahu makna apa yang terdapat di dalam lagu tersebut yang bisa saja belum banyak orang yang tahu.
Visual Jawa Barat dimulai pada menit 3.05, menampilkan close up aksesoris bagian kepala beserta make up-nya. Lalu, pada menit 3:30, lagu Manuk Dadali mulai dilatunkan yang kemudian diikuti oleh visual pakaian adat Sunda dari atas hingga bawah.

1. LAGU DAERAH (JAWA BARAT)

Saya akan mulai membahas dari lagu Manuk Dadali. Pada tahun 1962, lagu ini rilis. Lagu ini memiliki syair berbahasa Sunda. Lagu Manuk Dadali merupakan lagu populer pada daerah Jawa Barat. Sambas Mangundikarta adalah pencipta lagu ini, beliau merupakan seorang penyair yang terkenal.
Mengutip dari laman web Kompas, Manuk Dadali adalah Garuda. Lagu Manuk Dadali mengusung sifat nasionalisme dengan melukiskan keperkasaan burung garuda sebagai lambang negara Indonesia. Lagu ini menceritakan tentang burung garuda yang merupakan lambang negara Indonesia dan lambang dari kejayaan Indonesia.
Lagu ini terdiri dari empat bait. Dua bait pertama memuat kegagahan dan keperkasaan fisik burung garuda. Pada bait kedua menggambarkan fisik burung garuda secara keseluruhan. Pencipta lagu ini, Sambas Mangundikarta menggambarkan burung garuda sebagai sosok burung raksasa, memiliki kaki kuat dan kuku, dan paruh tajam yang melengkung ke bawah. Garuda sendiri bersifat berani, tak gentar, dan lincah. Sehingga sangat disegani dan dihormati oleh makhluk hidup lainnya.
Lagu Manuk Dadali biasanya diputar dalam acara-acara tertentu, seperti peringatan konferensi tingkat tinggi Asia-Afrika 2015 di Bandung, paduan suara orkestra TNI AD, dan menyambut kedatangan area Daop (daerah operasi) kereta api Indonesia. Lagu Manuk Dadali kerap dinyanyikan dan ditarikan pada acara pentas seni sekolah. Lagu ini juga sering dijadikan pilihan (untuk dinyanyikan) pada ujian praktek pelajaran seni budaya.
Sambas dinilai berhasil dengan lagu Manuk Dadali karena hingga kini banyak orang yang mengenali lagu tersebut. Seiring berkembangnya zaman, kini lagu Manuk Dadali sudah dikombinasikan dengan tarian. Tarian yang diberi nama sama dengan lagunya, manuk dadali merupakan karya warga Jawa Barat. Bahkan lagu dan tairan manuk dadali sudah dikenal sampai mancanegara. 

2. PAKAIAN ADAT (JAWA BARAT-SUNDA)



Kemudian saya akan membahas pakaian adat. Daerah Jawa Barat muncul pada menit 3:05, dimulai dengan menunjukkan aksesoris pada bagian kepala. Pada video ini, sepertinya memakai busana pengantin Sunda Siger, dapat terlihat pada aksesoris yang dipakainya. Dimulai dengan rambut yang disanggul dengan rapi. Lalu, ada siger yaitu mahkota pengantin wanita dalam adat Sunda. Siger melambangkan kesempurnaan wanita. Pada adat Sunda Priangan, siger terinspirasi dari tokoh subardha dan Srikandi yang memiliki sifat pemberani, anggun cantik, dan disenangi masyarakat. Bentuk siger yang menyerupai segitiga keatas melambangkan hidup yang harus memuncak dan hidup kita akan tetap kembali kepada yang di atas. Pada video ini, siger berwarna emas dengan dua permata merah pada bagian tengah siger (kecil dan besar). Ornamen pada sigernya pun dibuat dengan sangat detail, berbeda dari siger pada umumnya.




Terdapat juga tusuk konde pada bagian belakang atas. Tusuk konde juga disebut sebagai kembang goyang dan kembang Tanjung. Kembang goyang terbuat dari logam bermata batu-batuan. Tujuh kembang goyang yang dipasang di atas sanggul memiliki makna rezeki dan sari-sari kebaikan untuk kedua mempelai. 5 buah kembang disematkan mengarah ke depan dan dua buah lainnya mengarah ke belakang. Hal ini menyimbolkan bahwa kecantikan perempuan harus terlihat dari arah depan maupun belakang. Sedangkan kembang tanjung merupakan riasan berbentuk pola seperti hati yang terdapat pada bagian belakang mahkota siger. Susunan enam pasang kembang tanjung yang disematkan memberi makna kesetiaan mempelai perempuan kepada pasangannya. 
Pada bagian kening terdapat hiasan dari potongan daun sirih yang disebut ngeningan daun sirih. Daun sirih dipotong menyerupai bentuk wajik (belah ketupat) pada kening dipercaya oleh masyarakat Sunda sebagai penolak bala atau penolakan dari berbagai musibah dan kejahatan yang bersifat magis. 
Kemudian, ada untaian bunga pada mahkota siger disebut sebagai ronce, yang melambangkan kemurnian dan kesucian pihak perempuan. Panjang untaian dari bunga ini berkisar antara 20 hingga 30 cm, yang terdiri dari mangle pasung, mangle susun, mangle sisir, mayang sari dan panetep. Biasanya, mangle disusun dengan bunga melati, kamboja, tanjung, atau sedap malam.
Mangle pasung adalah hiasan berjumlah lima atau tujuh buah yang dikenakan di sekeliling sanggul bagian atas dan membentuk setengah lingkaran. Mangle pasung dipasang dengan dasar berupa pinti yang menyerupai bando dan dipasang di sekeliling sanggul. Pinti menyimbolkan kesucian seorang gadis. 
Untaian bunga yang memanjang di belakang telinga sebelah kanan dinamakan mangle susun. Panjangnya mangle susun menyimbolkan rencana pekerjaan rumah tangga yang telah disusun dengan rapi. Kemudian, satu rangkaian bunga panjang yang disematkan pada bagian telinga kanan dan kiri dinamakan ronce bawang sebungkul. Panjangnya ronce bawang sebungkul yang dipasang sama panjang, menggambarkan keseimbangan dalam hidup.




Mayang sari merupakan untaian bunga pendek yang dipasang di belakang telinga sebelah kiri. Mayangsari memiliki makna spiritual yang mendeskripsikan harapan agar tidak ada perselisihan di dalam rumah tangga. 
Pada bagian tengah disematkan panetap bunga yang berbentuk bulat. Penetap bunga menggambarkan ketetapan dalam memutuskan suatu hal. Untaian melati yang berbentuk lebar seperti jala disebut tutup sanggul rambang melati. Makna dari tutup sanggul lambang melati adalah seorang perempuan yang harus pandai menabung untuk masa depan. 
Kemudian terdapat juga giwang atau anting pada aksesoris. Berukuran cukup besar. Anting ini berwarna emas dan juga terdapat permata berwarna merah. 
Terdapat kalung yang juga berwarna emas dengan ornamen yang sangat detail tentunya. Dan terdapat gelang yang dipasangkan pada lengan atas dan bawah. Gelang ini juga berwarna emas dengan pahatan ornamen yang detail. 



Beralih pada pakaiannya, pakaian yang dipakai merupakan terusan atau dress yang potongannya mengikuti bentuk lekuk badan. Dengan model tanpa lengan, serta baju yang diisi dengan motif batik, membuat pakaian ini menjadi sangat cantik. Tidak tahu pasti motif batik yang terdapat pada pakaiannya, namun batik ini mirip seperti batik sido mukti, yang jika diartikan, "sido" berarti terus-menerus atau "menjadi" dan "mukti" berarti hidup dalam kebahagian dan berkecukupan. Jadi, sidomukti dapat dimaknai sebagai harapan akan masa depan yang baik dan penuh kebahagian antarkedua mempelai. Disematkan juga pada bagian belakang, sebuah jubah berwarna pink kecoklatan. Pakaian ini bernuansa emas dan pink. Pakaian adat ini memberikan kesan cantik dan elegan. 




Sekian. Semoga menambah informasi untuk kalian!!
( ╹▽╹ )








https://kemlu.go.id/maputo/id/news/20067/woow-indonesia-dinobatkan-sebagai-negara-terindah-di-dunia
https://epaper.mediaindonesia.com/detail/indonesia-dinobatkan-negara-terindah
https://www.kompas.com/stori/read/2023/03/29/140000179/sejarah-lagu-manuk-dadali
https://bobo.grid.id/amp/082994969/lagu-daerah-jawa-barat-manuk-dadali-beserta-lirik-dan-maknanya
https://www.bridestory.com/id/blog/makna-mendalam-dari-riasan-dan-busana-pengantin-adat-sunda


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mereview 20 jurnal

Ilustrasi dalam Perkembangan Anak dan Bagaimana Ilustrasi Mengubah Pandangan Anak

Buku Pop Up Dalam Media Pembelajaran Anak