Ilustrasi pada Buku Anak, Penting Tidak?
Pendahuluan
Menurutmu apakah penting ilustrasi pada buku, terutama buku anak? Kali ini saya akan memuat Studi Kasus: Ilustrasi pada Buku Anak, Penting Tidak?
Untuk penulisan ini saya sudah mengambil 3 referensi artikel, berikut simpulan dari ketiga artikel tersebut;
Artikel pertama, Hutri Dirga Harmonis dalam artikelnya yang berjudul “Anak Lebih Tertarik dengan Gambar Daripada Tulisan, Orang Tua Harus Bagaimana?”, memaparkan bahwa gambar dapat menarik minat membaca pada anak. Gambar adalah sesuatu yang lebih menarik daripada tulisan untuk anak-anak. Gambar lebih bermakna dan ada relevansinya dengan kehidupan anak. Selain itu, pendekatan orang tua juga berperan dalam membuat lingkungan baca yang kondusif.
Artikel kedua, Muffingraphics dalam artikelnya yang berjudul “Mengapa Gambar Ilustrasi Perlu Dibuat pada Buku Anak-Anak”, mengatakan bahwa buku sangat berpengaruh dalam perkembangan anak. Gambar ilustrasi membantu anak memahami isi buku serta pesan apa yang disampaikan, menciptakan imajinasi, dan menarik perhatian untuk tertarik pada sebuah buku. Peran ilustrator penting disini agar anak tidak salah mengartikan isi buku. Ilustrator harus memperhatikan target pembaca, maka untuk desain dan lainnya akan disesuaikan. Ilustrator juga harus memperhatikan etika dalam merancang, hindari gambar yang 'kurang baik' dan menakutkan untuk anak.
Artikel ketiga, Muffingraphics dalam artikelnya yang berjudul "Pentingnya Ilustrasi pada Buku Anak-Anak", menyimpulkan bahwa ilustrasi memiliki peran penting dalam membantu proses belajar anak, menstimulasi imajinasi dan kreativitas mereka, serta memperkaya pengalaman membaca mereka. Ilustrasi dalam buku anak-anak bukan sekadar hiasan, tetapi bagian integral yang mendukung pembelajaran dan perkembangan anak. Orang tua harus pintar memilih buku sesuai minat sang anak, agar sang anak tidak bosan membaca buku tersebut.
Pertanyaan dan penelitian
Seberapa penting ilustrasi pada buku? Apakah ilustrasi pada buku berpengaruh untuk meningkatkan minat baca terutama pada anak? Jika ilustrasi belum berhasil pada sebagian anak, cara lain apa yang akan meningkatkan minat baca pada anak?. Sekiranya pertanyaan-pertanyaan ini akan cukup membantu dalam hasil penelitian saya nantinya. Pertanyaan ini nanti akan saya bagikan melalui kuisioner. Literatur review ini bertujuan untuk memaksimalkan keyakinan bahwa ilustrasi pada buku cukup berperan penting untuk memunculkan minat baca pada anak.
Strategi pencarian
Literatur review ini dilakukan berdasarkan metodologi, menggunakan metode penelitian kualitatif,dengan riset tambahan berupa pengisian kuisioner. Dalam upaya riset, saya berfokus pada “ilustrasi” dan “anak”. Dan untuk kuisioner, saya sudah menetapkan kriteria. Kriteria inklusinya yaitu, khalayak yang paham dengan desain, khalayak awam yang tertarik pada desain, dan khalayak yang tidak tertarik sama sekali pada desain. Kemudian untuk eksklusinya adalah kepekaannya terhadap anak-anak. (Apakah opini yang ia sampaikan sembari memposisikan dirinya sebagai anak atau sekadar posisi sebagai diri sendiri).
Untuk artikel pertama menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan riset tambahan berupa wawancara. Artikel kedua dan ketiga sama-sama menggunakan metode penelitian deskriptif. Keduanya sama-sama mempunyai referensi jurnal yang cukup banyak dan kuat.
Ekstraksi data
Dari artikel pertama, saya mendapatkan bahwa jika gambar menjadi semangat untuk seorang anak dalam mengeksplor sebuah buku. Dan jika anak hanya terfokus pada gambar, janganlah kita hentikan, biarkanlah dia bermain dengan imajinasinya, karena dengan gambar itulah anak mulai tertarik pada sebuah buku. Selain itu, suasana yang kondusif juga akan membantu menjaga mood baca anak.
Lalu untuk artikel kedua, saya mendapatkan bahwa buku sangat berperan dalam tumbuh kembang anak. Mulai dari belajar bermacam-macam nilai dan moral, meningkatkan pengetahuan anak tentang kosakata dan kemampuan melafalkan sebuah kata, hingga berperan untuk meningkatkan kreatifitas anak dan cara anak memandang suatu hal dan bagaimana ia menghadapi masalah. Sepenting itu buku bagi anak. Maka dari itu, kita harus memaksimalkan berbagai cara agar anak tertarik dan membuat membaca sebagai hobinya. Salah satu caranya adalah mencari buku yang berisi banyak ilustrasi didalamnya, agar kesan pertama anak pada buku itu bagus, “wah! banyak gambarnya, lucu-lucu” bukan kesan yang buruk seperti “Kenapa isinya tulisan semua?membosankan”.
Terakhir untuk artikel ketiga, isinya hampir sama dengan artikel kedua yaitu berisi pentingnya ilustrasi terhadap anak. Tetapi, pada artikel ketiga ini ditambahkan faktor-faktor penting untuk membuat ilustrasi buku anak bagi seorang ilustrator. Jadi, ilustrasi yang ditambahkan pada buku anak diharapkan tidak hanya ‘ilustrasi’ saja, dari segi warna, gaya gambar, desain karakter, dan peletakan harus diperhatikkan bagi seorang ilustrator untuk keberhasilan ‘ilustrasi’ dalam buku.
Berikut data hasil pengisian kuesioner:
Dalam hasil pengisian kuisioner menunjukkan bahwa rata-rata jawaban mengatakan bahwa ilustrasi pada buku memang cukup penting, jika disimpulkan, mereka mengatakan ilustrasi akan menambah minat baca karena visualnya akan menarik serta akan mengurangi kejenuhan dari banyaknya teks yang terpampang.
Kemudian untuk penting atau tidaknya dalam memunculkan serta meningkatkan minat baca anak, ratarata jawaban pun mengatakan hal yang sama yaitu, ilustrasi akan menarik perhatian anak agar mau membaca buku, mereka mengatakan anak-anak memang menyukai visual daripada hanya sekadar teks. Disimpulkan, ilustrasi pada buku akan membuat buku tersebut tidak monoton, anak-anak biasanya lebih menyukai praktik daripada teori, dengan adanya ilustrasi ini memungkinkan anak-anak lebih terbantu memahami maksud dari isi cerita pada buku tersebut.
Lalu yang terakhir, untuk menguatkan hasil penelitian, saya menanyakan apakah ada cara lain untuk meningkatkan minat baca pada anak, selain memberikan ilustrasi. Dari keseluruhan, hanya sedikit yang menyarankan tentang lingkungan si anak, padahal lingkungan yang kondusif akan membantu menjaga mood baca anak. “Dengan pendekatan diri, tidak memaksakan”, “Pembiasaan mendengar cerita yang dibacakan oleh orang tua”, “Memberi suatu pencapaian agar anak semangat membaca”, ini merupakan jawaban yang mempertimbangkan hal diluar ilustrasi. Rata-rata mereka menyarankan untuk memperhatikkan penataan isi buku, mulai dari warna, font, hingga desain layoutnya. Ada juga yang menambahkan, kenalkan anak dengan buku 3D pop-up dan buku dengan fitur tambahan berupa teknologi AR yang akan membuat karakter dalam buku menjadi hidup.
Maka, dari hasil pengisian kuisioner ini, banyak yang beranggapan ilustrasi pada buku anak memang penting untuk memunculkan serta meningkatkan minat baca pada anak. Namun, ada juga yang beranggapan bahwa, minat atau tidaknya anak membaca buku juga ditentukan dengan kebiasaan mereka. Jika, sedari kecil anak sudah sering dibacakan buku tanpa embel-embel visual maka, anak tersebut akan menyukai buku walaupun tidak ada ilustrasi didalamnya, dengan kata lain anak tersebut sudah lebih dulu menyukai ‘isi’ buku daripada ilustrasi yang ada pada buku.
Evaluasi kritis
Kembali pada tujuan penelitian saya yaitu, apakah ilustrasi penting untuk memunculkan serta meningkatkan minat baca pada anak, dan ketiga artikel ini cukup membantu untuk penelitian saya.
Untuk artikel pertama, sudah dijelaskan secara jelas, ilustrasi membantu memunculkan imajinasi anak, dan artikel ini menyarankan pendekatan diri kepada anak juga akan membantu membuat lingkungan baca yang kondusif bagi anak. Kekurangannya, tulisan ini hanya berupa artikel saja. Menurut saya, jika tulisan ini dilanjutkan menjadi buku, akan sangat membantu para orang tua dalam urusan parenting.
Artikel kedua, berisi secara rinci alasan ilustrasi perlu dibuat pada buku anak-anak diantaranya, memberikan penjelasan tentang pentingnya anak-anak membaca buku untuk perkembangan mereka, fungsi ilustrasi bagi anak, penjelasan bagaimana karakteristik sebuah ilustrasi agar ilustrasi itu berhasil (ditujukkan untuk ilustrator), peran teknologi dan peran ilustrator, etika pembuatan ilustrasi, hingga dampak ilustrasi pada anak dituliskan pada artikel ini. Isi artikel kedua ini benar-benar padat namun semuanya berisi point yang penting. Tidak ada penjelasan yang ‘kosong’, semuanya benar-benar tersusun dengan baik. Sayangnya, pada artikel ini tidak terdapat saran judul-judul buku untuk yang mau memulai belajar membaca.
Selanjutnya artikel ketiga, artikel ini cukup memiliki kemiripan penjelasan dengan artikel kedua. Pada artikel ini terdapat tambahan saran judul buku anak dengan ilustrasi yang baik, dan juga terdapat tips-tips dalam memilih buku anak. Jika dibandingkan dengan artikel kedua, artikel ketiga ini tidak selengkap dan sepadat artikel kedua.
Disimpulkan, dari ketiga artikel ini saling mengisi kelebihan dan menutup kekurangan yang ada. Jadi, sebenarnya memungkinkan jika penelitian saya hanya berbasis data dari ketiga artikel ini. Namun, untuk menguatkan hasilnya saya menambahkan pandangan orang lain yang diperoleh dari pengisian kuisioner.
Kesimpulan
Ilustrasi dalam meningkatkan minat baca pada anak memang sangat penting namun, bimbingan dari orang dewasa juga tidak kalah penting dalam menciptakan lingkungan baca yang kondusif. Ilustrasi disini dapat menjadi jembatan antara anak dan orang tua agar lebih intens.
Peran ilustrator juga penting disini, karena bagi anak yang belum banyak mengenal suatu hal dan anak yang kosakatanya belum banyak, ilustrasi berperan agar si anak mampu memahami isi buku tersebut. Maka, sangat penting memperhatikkan layout buku. dan menghindari semua hal yang dapat mengakibatkan anak salah paham dengan isi buku. Jika ilustrasi yang sederhana belum cukup untuk menarik perhatian anak, maka dapat dikenalkan dengan buku 3D pop-up dan buku yang berisi fitur teknologi AR, seperti yang dikatakan 2 orang pada pengisian kuisioner.
Namun, sebelum jauh ada baiknya dimulai dengan mencari tahu ketertarikan sang anak, seperti apa hewan kesukaannya, warna, sampai barang. Kemudian, para orang tua bisa memilihkan buku sesuai minat sang anak. Perhatikan mereka saat mengenal buku, jangan asik atau sibuk sendiri. Itu dapat menimbulkan kesan buruk pada anak. Alangkah baiknya, jika orang tua ikut membacakan dan berimajinasi dengan sang anak, membuat dunia petualangan sendiri.
Kemudian, saya setuju dengan pendapat pada kuisioner, yang mengatakan untuk beberapa anak mungkin ilustrasi kurang menarik perhatian. Itu berbalik pada pribadi anak itu sendiri. Jika dibiasakan sejak kecil membaca buku tanpa adanya visual dalam buku itu, maka anak itu akan menyukai buku secara alami tanpa bantuan ilustrasi.
Jadi, berhasil tidaknya sebuah ilustrasi dalam menumbuhkan minat baca pada anak itu tergantung pada ilustrator, orang tua dalam membuat lingkungan yang kondusif, dan dari pribadi anak itu sendiri.
Referensi
Berikut 3 artikel yang saya gunakan dalam penulisan literatur review ini:
Harmonis, H. D. (2021). Anak Lebih Tertarik dengan Gambar Daripada Tulisan, Orang Tua Harus Bagaimana?
Muffingraphics. (2023). Mengapa Gambar Ilustrasi Perlu Dibuat pada Buku Anak-Anak
Muffingraphics. (2023). Pentingnya Ilustrasi pada Buku Anak-Anak
Komentar
Posting Komentar